Senin, 16 Agustus 2010

Opera Van Indonesia

Hari ini tanggal 16 di bulan Agustus 2010, segera kita sebagai warga negara Republik Indonesia akan memperingati 65 Tahun Kemerdekaan tepatnya besok tanggal 17. Menjelang acara besar itu, beberapa bulan yang sudah lalu hingga saat ini, banyak sekali berita dengan segala tetek bengek isinya begitu menarik untuk di ikuti. Berita yang paling laris dan masuk top rank masih terkait dengan berita-berita yang berhubungan dengan para Birokrat atau orang-orang yang menasbihkan dirinya “orang penting” di Republik ini.

Hebatnya isi berita-berita tentang mereka ini kebanyakan memiliki karakteristik layaknya pementasan dagelan (lawakan) bahkan tanpa bermaksud ndagel / melawak, hasilnya benar-benar bikin tersenyum dan tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala bagi para penikmat berita. Sehubungan dengan berbagai “pentas dagelan” yang sudah terjadi di Republik ini, tiba-tiba saya punya ide, bahwa nanti dalam rangka memperingati hari kemerdekaan itu mari kita buat acara Gerakan Nasional senyum dan tertawa terhadap suksesnya “pentas Opera Van Indonesia” oleh para “orang penting” di Indonesia.

Ide itu muncul tiba-tiba setelah saya membaca salah satu tulisan as.laksana di ruang putih jawapos setiap minggu dengan tulisannya “Indonesia lucu tanpa maksud melucu”. Terlepas dari norma sosial maupun ajaran agama manapun yang menyatakan senyum itu sedekah dan dapat pahala, seyogyanya memang sampeyan-sampeyan layak banyak melakukan senyum dan tertawa, baik itu tersenyum beneran, tersenyum ikhlas, tersenyum kecut, tersenyum dalam hati, tersenyum dipaksakan. Atau kalau tidak kuat menahan tersenyum silahkan sampeyan tertawa, entah itu tertawa ringan, tertawa keras, tertawa dalam hati. Silahkan. Karena pentas-pentas dagelan itu memang sangat sangat lucu, meskipun mungkin para aktornya tidak punya maksud untuk melucu.

Dalam pentas-pentas dagelan tersebut, sepertinya berkesinambungan seolah tidak pernah kurang lakon atau cerita layaknya acara komedi Opera van java di salah satu stasiun TV swasta. Satu lakon selesai, tidak perlu menunggu lama pasti akan segera di susul dengan lakon-lakon yang paling baru dan pasti Lucu..!!. Dan tentang lakon lakon dagelan yang sudah di pentaskan beberapa bulan yang lalu setidaknya saya masih ingat beberapa. Sepertinya sampeyan pun begitu. Nah kalau ada yang lupa mari kita me review sejenak pentas opera van Indonesia yang sudah sukses dan selamat menikmati.

Masih ingat enggak sampeyan dengan Wanita cantik yang mempunyai nama Sekar Ayu Dewi Artalita Suryani yang biasa di sebut Jeng Ayin? Istri seorang saudagar yang semlohai dan berdompet tebal. Menurut analisis saya (menirukan sentilan sentilun di metro TV) Dia adalah seorang wonder woman asli Indonesia dan memiliki “kekuatan super” melebihi wonder woman yang asli Hollywood USA. Jeng ayin eh sang wonder woman ini memperlihatkan salah satu kehebatannya, yaitu melakukan jurus negosiasi kong kali kong. Korbannya adalah seorang jaksa yang sedang “menangani” kasus suaminya. Setelah ilmu kong kali kong di keluarkan dan berhasil di lanjutknan tawar menawar harga pas, ndilalah kersaning Allah kok ya apes ketangkep KPK. Lucunya kalau wonder woman asli amerika gak pernah apes, cuman yang asli Indonesia bisa apes. Setelah di sidang, Sang wonder woman asli Indonesia dinyatakan bersalah, akhirnya di masukkan kedalam sel tahanan. Selesai? Oh belum ! masih ada sekuel berikutnya dengan judul “wonder woman return”. Walaupun di masukkan dalam sel tahanan, tapi sang wonder woman tidak patah arang, dia mengeluarkan lagi ilmu kedigdayaannya yakni merubah sel tahanan menjadi sebuah hotel kelas bintang.. ada AC, Spring bed, Karaoke, Tukan Salon, Tukang Pijet..mak jreengg..!! seluruh Republik pada kaget melongo...!! Dan seluruh Rakyat Kecil Indonesiapun Tersenyum kueeeccuuuuttttttttt...!!

Dan masih tentang orang super, saya yakin sampeyan pasti ingat dengan lakon cecak-boyo yang aktornya adalah Ndoro kanjeng Anggodo? Dia semakin melengkapi para aktor-aktor super hollywood di Republik ini. Menurut Analisis Saya (ngutip sentilan sentilun) dia adalah seorang “Superman” asli indonesia yang memiliki kekuatan maha dahsyat seperti Superman asli Hollywood. Berdasarkan rekaman yang di putar di Mahkamah konstitusi, konon Dia memiliki sebuah kekuatan super yakni ilmu menggerakkan dari jarak jauh para orang-orang penting Negara ini seperti menggerakkan bidak-bidak di sebuah permainan catur di warung kopi. Kadang makan, kadang skak malahan bisa skak mat..!! Setelah mendengar rekaman secara Live tersebut para rakyat Jelata Indonesia kembali ndomblong..!! sambil tersenyuuuuuummmm geli, sambil berfikir ternyata Indonesia memiliki orang-orang super dengan kekuatan super original. Hebatnya kekuatan super itu tidak dimiliki oleh Superman dari Hollywood Amerika. Sebaiknya, mungkin setelah ini saya atau sampeyan segera menghubungi Warner Bros inc dan Marvell selaku pembuat film orang-orang super, bahwa cerita Anggodo si orang super tersebut bisa menjadi sebuah cerita di sekuel film yang akan datang. Mudah mudahan bisa segera di rilis di Cinema XXI dengan kategori film Dewasa.

Selanjutnya Lakon Indonesia berganti menjadi Panggung Century..!! Lakon ini ternyata laris manis segala umur (kecuali pas ruhut misuh) dan bikin kita geli sekaligus gregeten. Semua itu bikin kita inget Alm. Gus Dur yang mengatakan kalau Wakil Rakyat kita kayak anak TK dan dalam lakon Panggung Century itu semakin menunjukkan kebenaran dari kata-kata Gus Dur tersebut hehehe.. Sebelumnya Rakyat jelata seperti saya blas tidak ngeh tentang ruwet mbuletnya Century itu, tapi kalau di bayangkan kurang lebih seperti makanan gorengan tahu isi/tahu susur. Acara panggung Century hampir bisa di saksikan LIVE setiap hari dengan aktor para wakil-wakil rakyat, lengkap dengan adegan-adegan yang unik pula, dan benar-benar asli Indonesia. Ada yang celometan, sedikit sedikit Interupsi, Ada yang teriak huuu.. Ada yang koor nyanyi, ada yang misuh, terus wakil rakyat yang dari artis juga numpang beken, tapi ujung-ujungnya sampai sekarang sekarang hasilnya nihil entah panggung Centurynya dibawa kemana. Menurut Analisis Saya (menirukan Pak Butet) mungkin dari tulisan as laksana di ruang putih sepertinya kok benar. Bahwa mengapa Pak Bud dan Mbak Sri yang akan jadi sasaran? Jawabannya adalah karena keduanya bukan orang partai politik / politikus tapi dari orang akademisi. Jadi mereka berdua pasti jadi sasaran empuk para politisi busuk. Kok ndelalah kersaning Gusti Allah, di Negeri sendiri hujan akan hujatan dan cacian lha kok dunia internasional malah mengakui “ilmu” ekonomi bu sri yang mumpuni itu dan di angkat menjadi seorang Pejabat Bank Dunia.. Mak Byarrr...!! Indonesia kaget dan ndomblong..!! Hayo kon bongko cocotmu..!! (maaf tidak saya translate ke bahasa Indonesia karena agak kasar dikit ala bahasa suroboyo).. !! Jadi kelihatan song pinter ambek sing goblok hehehe..Dan akhirnya kita mesemmmm lagi sambil geleng-geleng kepala...!!

Seolah sinetron yang tidak kurang cerita, Lakon nya ganti lagi. Sejak kecil saya di dongengkan oleh Mbah kakung kalau mau sukses harus dengan modal, katanya “Jer Basuki Mawa Beya”. Nah Negara kita ini dari sejah jaman para raja sampai jaman presiden untuk mewujudkan kejayaan negara adalah salah satunya dengan membayar pajak. Setelah saya dewasa dan hidup di kota Surabaya, ternyata benar bahwa di setiap tempat, setiap motor tunggangan, di tanah yang kita tempati, di setiap penghasilan kita, di setiap rokok yang kita hisap, setiap warung besar, kita pasti di tarik “upeti” atau bahasa modernnya adalah pajak. Selama ini yang saya tahu bahwa pajak akan dengan lancar mengalir untuk membiayai operasinal Negara ini. Apalagi adanya iklan yang berbunyi “Apa kata Dunia?”...!! Saya percaya 100%..!! Lha kok ndilalah di Kasih tahu Mbah Sus, ada seorang yang namanya Kanjeng Mas Juragan Gayus Tambunan, dengan wajah yang murah senyum lucu dan cenderung imut persepsi saya berubah 360 derajat. Ternyata Pajak itu bocor dan mengalir ke kantungnya Kangmas Gayus Tambunan sampai milyaran rupiah, dan ternyata cipratanya mengalir sampai jauh, sejauh bengawan solo.. Ada yang konon jadi Harley davidson ada yang jadi rumah.. edaaannn Mak Gubrakkk..!! Saya dan sampeyan pada bareng-bareng kaget benar-benar “apa kata dunia”.....!! sambil berfikir Kalau kemudian hari anak saya sudah besar tanya kenapa iklan pajak pakai “apa kata dunia?”.. dan akan saya jawab “Karena mengenai pajak, dunia tidak bisa berkata apa-apa”....

Baru baru ini, suatu korps yang berisikan para prajurit terpilih dan hebat, yang dulu di bawah naungan sang Mahapatih Gajah Mada, para punggawanya di tulis dalam sebuah majalah bahwa banyak yang memiliki “rekening gendut”. Sehingga para punggawa tersebut pada repot, sewot seperti orang kebakaran jenggot. Dan konon setelah di selidik demi selidik hasil akhirnya adalah “rekingnya wajar”, sekali-lagi perlu di garis bawahi “rekeningnya wajar”. Artinya rekening gendut itu gak ada, yang ada sekali-lagi hanya rekening wajar. Tetapi apa salah bila ada yang mempersepsikan atau menafsirkan dan menarik kesimpulan kalau rekening gendut itu adalah tidak wajar? Mari tersenyum saja, sambil bertanya-tanya kepada Tuhan , dan semoga Tuhan tidak tuli. Cuma seandainya itu benar, saya kasihan sama prajurit-prajurit yang di tingkat bawah, seperti prajurit paijo dan prajurit paiman yang setiap hari ngabdi nggethu, anak bojo ora kopen, nyawa taruhannya, kok ya para punggawanya malah asik mikir rekeningnya. Dan kalau sampeyan baca biografi salah seorang punggawa pasukan Mahapatih Gajah Mada jaman dulu yang bernama Panglima Hoegeng Iman Santosa dengan life style para punggawa jaman orde paling baru ini seperti bumi dan langit. Sejarawan berkata Dialah punggawa yang tidak punya rekening.. mungkin itu bedanya punggawa jaman dulu dan punggawa jaman sekarang ya? Asik gak asik (kata Iwan Fals) begitulah adanya..

Yang paling aktual dan gresssss bahkan hampir nongol tiap hari di koran yang bisa anda baca sambil ngopi (bikin kopi tambah pahit). Sudah dengarkah sampeyan dengan Dana Aspirasi dan Rumah Aspirasi..!! ini yang bener-bener puncak kelucuan menjelang HUT ke 65 RI. Ini adalah kreatifitas asli anak Negeri yang konon menasbihkan diri sebagai Wakil Rakyat. Beruntung di kantor ada internet gratis maka saya tidak malu-malu bertanya pada google jadinya sedikit tahu, konon Awalnya adalah Dana Aspirasi, Dana Aspirasi ini setelah saya di kasih tahu google ternyata adalah dana yang di berikan kepada setiap anggota dewan dengan sejumlah sekian ratus juta, untuk di kelola dan disalurkan bagi masyarakat di sekitarnya.. setelah kisinan banyak yang nolak, kini uncul lagi dan di packaging dengan nama Rumah Aspirasi. Sebetulnya sama saja, tapi konon rumahnya si anggota dewan iru dibuat seperti kantor, jadi ada sekertaris, bendahara dan sebagainya seperti layaknya struktur organisasi yang tugasnya nanti katanya menyerap aspirasi rakyat. Hebatt.. sumpah hebat..!! Wakil rakyat yang setiap harinya Mbolos, clometan, ngantukan, udah dapat gaji, tunjangan hidup tetek mbengek, sangu nglencer/plesir dalam packaging kunjungan kerja, ternyata masih kurang.. waduuuuwww..!! jika ini di setujui pasti akan masuk dalam guiness world record...!!! Nah mungkin saking jengkelnya atau tak tahan dengan kelucuan para wakilnya muncullah Pak Pong dengan memanjat dinding layaknya di film the A Team, berhasil mencapai atap gedung Dewan dan menuliskan tiga kata “JUJUR”, “TEGAS” dan “ADIL”..!! cuman itu salah kenapa kok di atap, sebaiknya di tulis di jidatnya.. pasti tiap hari akan ingat, dan akan semakin menambah adegan lucu pentas dagelan tersebut..

Pentas dagelan terbaru adalah dari dunia Persepakbolaan Indonesia. Sebagaimana laki-laki pada umumnya yang sangat suka terhadap olah raga jenis ini, saya benar benar di suguhi dagelan beberapa episode kelas tinggi para Pengurus sepak bola Republik ini beserta perangkatnya. Pertama di dunia..!! Ceritanya adalah Betapa hebatnya pak pulisi Indonesia, di banding Pulisi di Negara lain. Bahkan di ajang Piala Dunia, belum ada ceritanya Pertandingan di stop pak pulisi dan minta ganti wasit hehehe, seperti menyetop pelanggar lampu merah aja... Meskipun itu wasitnya berbuat salah. Final Piala Indonesia yang berlangsung beberapa waktu lalu benar-benar terjadi, layak menjadi opera van javanya bal-balan hehehe.. !!

Itulah sekian dagelan yang suskses dalam pementasan opera van Indonesia jelang HUT Kemerdekaan RI Ke-65 yang konon beritanya benar-benar menghiasi layar kaca dengan acara live-nya dan kelucuannya mengalahkan para pemian opera van java beneran seperti sule dan azis gagap. Nah Kalau ada yang terlewatkan dari sekian episode tadi silahkan anda berhak dan boleh menambahkan.. Dan pada pemilu selanjutnya, mungkin silahkan anda pilih orang-orang yang benar-benar pelawak atau seniman/ komedian, karena selama ini anda sudah banyak memilih birokrat yang setengah-setetngah lucu dan jadi bahan tertawaan.

Pada akhir cerita ini saya akan menirukan apa yang di katakan Ki Dalang Parto pada saat menutup pertunjukan opera van Java..

Disini Gunung disana Gunung..

Di tengah-tengahnya pulau jawa..

Nulisnya bingung yang baca juga bingung..

Yang penting masih bisa tertawa...

Dirgahayu Negara Kesatuan Republik Indonesia Ke-65, meskipun para Birokratmu banyak yang lucu, tapi sungguh saya Mencintai dan Membelamu..!!! I LOVE YOU FULL...!! MERDEKAAAAAAAAAAAAAA...!!

Kamis, 14 Januari 2010

Tutur, Muwur, Sembur

Sangsaya dalu araras abyor kang lintang kumedhap, titi sonya tengah wengi…
Rata Penuh

Sepotong suluk saya kutip dari sebuah adegan dalam pewayangan, yang saya dengarkan saat itu. Membuat saya ingin uthak uthik di atas keybord. Nyuwun sewu mengunggah catatan lagi, seperti yang sudah-sudah saya juga nyontek dari wayang, dan parahnya lagi kecampuran basa jawa, dan karena itu saya mendapat “clathu” kok dicampuri bahasa jawa, jangan-jangan gak bisa bahasa nasional? Mudah-mudahan juga tidak ada yang berprasangka terhadap saya terkena fanatisme kedaerahan. Jagad dewa bathara ya jagad pangestungkara (nirukan dalangnya), Sungguh kawan bukanya tidak mau menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai EYD, tapi saya sisipkan bahasa jawa sejatinya bermaksud wujud dari katresnan terhadap apa yang sudah leluhur kita wariskan, saya kuwatir kalau suatu saat nanti bahasa jawa di klaim sama “tetangga sebelah” sebagai bahasa Tradisionalnya, kan yo isin, wong sama bahasanya sendiri tidak open (care) setelah di comot maling baru teriak-teriak iki wek ku.(ini punyaku)

Selanjutnya dalam wayang yang saya dengarkan lewat format MP3 itu, saya kok tertarik dengan pocapan dalangnya walaupun dalam adegan bercanda..”Yen kepingin di anggep wong tuwa utawa pandega iku kudu bisa nduweni sifat telung ur yaiku Tutur, Muwur, Sembur” (Kalau ingin di anggap/disebut sebagai orang tua atau pemimpin itu harus bisa memiliki tiga UR yaitu Tutur, Muwur,Sembur). Dari sinilah saya yang biasa meniru Pak Arif Nur Cahyo uthak athik mathuk dan diteruskan uthak uthik sinambi umak-umik mencoba ngonceki/mengupas dan menulis kembali apa yang sudah Ki Dalang katakan dalam pewayangan tadi, tentunya dalam menulis juga sebisanya, wong saya juga bukan dalang. Siapa tahu ada manfaatnya itu saja. Tidakpun juga tidak mengapa, wong cuma niru dalangya bercanda..


Tutur, Muwur, Sembur

Ketiga kata tersebut (kalau tidak keliru) berasal dari bahasa jawa, dan mempunyai makna dan arti sendiri-sendiri, bila di gabungkan saya kira menjadi sebuah filosofi yang sangat baik bila mau menelaahnya syukur bisa di miliki oleh wong tuwa / pandega (orang tua/pemimpin, juragan, atasan, pimpinan, majikan atau apalah pokoknya yang sejenis). Walaupun tidak harus orang tua/pandega, tapi semua yang wujudnya manusia (seperti saya) tidak ada salahnya memiliki telung ur tersebut.

Tutur itu…

Kata pak dhalang tutur itu berarti bicara, bila sudah berubah menjadi Nuturi artinya menjadi “menasehati” bahasa umunnya ngandhani. Kemudian yang keluar dari nuturi itu disebut Pitutur, yaitu nasehat. Maksudnya mengapa harus tutur adalah.. diharapkan siapa saja yang menjadi orang tua/pemimpin harus bisa tutur-tutur kanggo nuturi kanthi pitutur sing becik. Bicara untuk menasehati dengan nasehat-nasehat yang bermanfaat untuk kebaikan. Kenapa begitu? Banyak pitutur yang sejatinya buruk namun di kemas dengan kedok yang bermacam. Mungkin contoh yang sesuai dengan keadaan saat ini, banyak pitutur yang kelihatannya baik namun sesungguhnya mengajak pada ketidak baikan. Seperti…
- Tutur-tutur mengajak remaja-remaja polos menjadi “pengantin”…
- Tutur-tutur mengajak kepada kebencian terhadap sesama… dan banyak lagi
Itulah kenapa yang punya kewenangan untuk Nuturi hanya orang tua/atasan saja, sebab Nuturi orang lain itu tidak gampang, pitutur yang tidak bertanggung jawab bisa menjerumuskan seseorang kedalam perilaku yang tidak bisa diterima oleh masyarakat. Jadi kata para winasis ora waton ngomong, nanging ngomong sing nganggo waton. Seperti saya, nek waton njeplak saja jagone, tapi nek njeplak sing nganggo waton, belum mampu dulur.

Muwur itu…

Menurut dalangnya muwur artinya memberi, memang agak susah mengartikannya, setahu saya berasal dari kata wuwur yang dalam bahasa indonesianya adalah menabur. Wuwur dalam kata kerja menjadi muwur. Makna yang terkandung disini adalah suka memberi (menabur = memberi) lebih luasnya sifat loma (dermawan) kalau basa jawa. Bagi para teoritikus mungkin disebut “reinforcement”. Lalu kenapa muwur ? Disadari atau tidak, mungkin sebenarnya muwur ini berpengaruh. Anak/bawahan mana yang tahan dengan orang tua/juraganya yang pelit? Setiap hari hanya tutur-tutur tapi medhit? Pasti 100% tidak ada yang akan mendengarkan pitutur-pituturnya.. Ujung-ujungnya malah di “mbelgedhes” kan.

Sembur itu..

Sembur hampir sama dengan bahasa Indonesia, bisa diganti dengan semprot. Artinya di sini adalah memarahi kalau dalam bahasa jawa nyeneni. Sedang dalam teori lain boleh dimasukkna dalam jenis “punishmet”. Mengapa harus marah, ya karena tidak selamanya anak-anak/bawahan itu berada pada jalur yang benar, ada kalanya berbuat salah. Sembur sangat diperlukan tapi dilakukan dengan cara yang cerdas bukan asal semprot. Sembur yang cerdas bukan membuat mereka yang di semprot itu menjadi takut dan jadi nggersulo, menggerutu, tapi sebaliknya mampu memotivasi yang bersangkutan dengan ikhlas memperbaiki kesalahannya dan meningkatkan kinerjanya.

Yang menjadi pertanyaan saya….

Antara tutur, muwur sembur mana yang harus didahulukan, saya tidak tahu, tapi mungkin sebaiknya ketiganya harus ada.. sebab :

- Nuturi terus dan nyembur terus kalau gak di kasih muwur mana ada yang tahan..
- Nyembur terus dan muwur terus kalau gak di kasih tutur ya tidak karuan..
- Sembur terus dan tutur terus yo malah pahit..


Kalau kalau sudah menjadi orang tua/atasan tidak bisa memberi ketiganya terus gimana? Jawabnya mudah, yo ora usah dadi wong tuwa/pandega. Memang ndak pantes kok meksa, jadinya ya wong tuwa/pandega sing digawe pantes-pantesan..

Kamis, 24 Desember 2009

OPEN, KOPEN LAN NGOPENI

Miris.. trenyuh.. dan medeni (menakutkan).. itulah yang saya rasakan , setelah menyaksikan berita-berita di berbagai media akhir-akhir ini.. Betapa tidak..
- Dhuhh.. Saya miris menyaksikan pesawat-pesawat rekanTNI yang mengalami kecelakaan..
- Gustii.. Saya trenyuh menyaksikan jerit tangis.. para istri, anak dan keluarga para Prajurit TNI yang
mengalami musibah kecelakaan...
- Jan.. medeni dan nggegirisi, betapa sedihnya Mbak yu Prita.. jadi tahanan karena rasan-rasan di
internet..

Sampai pada akhirnya.. suatu ketika saat pulang kerja, disebuah sudut jalan ada warung kopi yang lumayan ramai.. saya belokkan motor saya, setelah dekat, saya dengar para pembeli sedang asyik “ngrumpi dan ngrasani”.. berita-berita itu.. bahkan lebih gayeng dan ramai dari pada talk show di TV.. Hhmm.. eman kalau terlewatkan apalagi yang sedang ngrumpi dan rerasanan para Bapak tukang becak.. pasti mereka bicara yang “Bloko suto.. cetho welo-welo..blak kutang terus terang..” tentang kahanan ini.. Secangkir kopi tubruk saya pesan dan “jimat” 234 saya nyalakan.. sambil menikmati sayapun nguping tentang apa yang mereka bicarakan..

Sekian lama mendengarkan tidak terasa kopi habis dan 234 saya sudah terasa panas.. dan ponselpun ada pesan kalo anak bojo sudah nunggu.. saya bayar lalu saya pulang.. Tapi kepala ini kenapa kok selalu ingat dengan salah satu pendapat dari mereka yang bilang “kabeh iki ancene podho gak open..!!! (Semua ini memang pada tidak peduli..) .... yang dalam dalam perjalanan terus saja mengganjal di hati saya...

Seterusnya saya bertanya-tanya dalam hati... isi kepala mulai ikut uthak-athik mathuk (seperti Pak Arief Nur Cahyo bilang) dan mencoba menggathuk-gathukkan (menghubung- hubungkan mungkin begitu) dengan kahanan dalam berita-berita yang ada..
Apakah benar.. apa yang dikatakan oleh Bapak-bapak tukang becak tadi..kalau kita semua tidak open... ???? terus yang dimaksud "kita" yang tidak open juga siapa?? saya sendiri juga tidak bisa jawab...

Akhirnya saya coba mempretheli dan coba memblejeti tanpa kamus, kata-kata orang tadi tentang masalah open...

Open saya coba artikan (kalau tidak salah) sebagai peduli, masyarakat sini mungkin lebih familier degan kata ngreken, Open itu sendiri sifatnya pribadi dan “seharusnya” ada di setiap diri manusia yang merasa sebagai hamba sosial, lebih-lebih yang punya tangggung jawab terhadap sesuatu hal yang seharusnya di openi.. Open atau tidak sebenarnya tinggal niat kita saja .. Apapun yang ada didekat kita dan menjadi tanggung jawab kita, dalam hati harus tumbuh rasa open itu.. karena sepertinya rasa open ini sebagai dasar atau kalau wong linuwih bilang itu Fundamental..

Lalu Ngopeni..
Ini merupakan perwujudan dari rasa open yang tercermin dalam tingkah laku kita atau kridha obahing raga... tentu saja tiap manusia berbeda-beda caranya.. contoh kecil kalau kita open dengan rumh kita maka ngopeninya ya dengan merawatnya.. Tentu saja kita wajib open tehadap apapun, tetapi harus ada pihak atau orang yang Tinanggenah dan bertnggung jawab terhadap wujud ngopeni ini..dan akan dituntut tanggung jawabnya bila terjadi sesuatu..contoh yang tinanggenah untuk ngopeni keluarga adalah orang tuanya..

Kalau sudah punya rasa open kemudian gelem ngopeni.. maka segala sesuatunya pasti...
kopen..
artinya terawat atau terpedulikan.. entah apapun itu... dan kalau sudah kopen, semua dapat berjalan dengan semestinya... contohlah kalau kita open dan ngopeni badan kita pasti kesehatannya akan kopen..

Karena itulah setelah mendengarkan pembicaraan di warung kopi tadi, dalam perjalanan saya terus berfikir, berfikir lagi lalu bertanyalagi dalam hati....
“Benarkah Kita ini tidak open, dan tidak mau ngopeni.... yang akhirnya terjadi...

- Budaya Reog yang asli Ponorogo-Indonesia mau pindah tangan ..
- Ambalat yang kaya minyak jadi lirikan...
- Siti Hajar sang TKW harus babak belur jadi bulan-bulanan...
- Mbak yu Prita sing pengen kopen jadi tahanan...
- Pesawat-pesawat tentara kita yang kita banggakan berjatuhan..

Saya tidak berani menjawab meskipun itu yang tanya juga dari saya sendiri.. karena saya kuwatir, jawaban saya nanti di politisir dan memuat hati orang atau pihak lain tidak nujuprana dan tidak menyenangkan... yang akhirnya saya akan dituntut dengan Pasal pencemaran nama baik (nama baik kuwi jane sing koyo opo to...), ataupun terjerat Undang-Undang IT.. seperti yang mbak yu Prita alami.. waduhh.. jan nggegirisi..

Saya biarkan saja pertanyaan itu dalam hati.. biar yang baca saja yang menilai (itupun kalau ada yang mau baca tulisan saya yang tidak bernilai ini).. saya juga tidak mau anda menjawab pertanyaan tentang kata-kata Bapak-bapak diwarung kopi itu apakah open atau tidak.. karena saya juga tidak mau “Jiniwit Katut” seperti Pak Arif Nur Cahyo bilang.. Entah saya atau anda yang di jiwit atau di katutkan...

Bisa saya cuma ajak-ajak dan mengajak kepada pribadi saya sendiri beserta sanak dan kadang semua, marilah pada open lan ngopeni entah pada apapun dan siapapun.. seperti..
- Suramadu sudah jadi, tinggal kita mau open lan ngopeni.. ojo diregedi..
- Dalam bekerja kita ayo sing open agar bernanfaat bagi sesama..
- Dalam pasrawungan mari open dengan rekan kita..
- Bojo anak bagi yang sudah punya, ayo diopeni.. biar kopen, supaya tidak “diopeni” orang lain....
- Kalo punya Putri Prawan cantik.. jodohkan saja dengan Lelaki lokal Indonesia, meskipun bukan anak Sultan dan pas-pasan sing penting open.. timbangane oleh anak Sultan sing sugih mas-masan lan mubra-mubru nanging awak kebak tatu..
- Sing podo nulis di facebook juga harus open, lan ngopeni tulisane dhewe-dhewe.. takutnya kena
tuntutan pasal-pasal kebaikan nama..
- Itu sajalah....

Serta satu hal yang lebih penting kawan, sanak kadang semua Open dan Gelemo ngopeni semua yang sudah Tuhan anugerahkan pada kita disemesta ini termasuk Negara yang Indah ini...

Bersamaan dengan tidak terjawabnya pertanyaan saya terhadap kata-kata orang yang ngopi tadi, motor saya percepat jalanya, mau cepat-cepat sampai rumah.. yang pasti bojo dan anak sudah ngenteni.. dan saya yang tinanggenah jadi orang yang harus open, takut juga dituntut KDRT karena tidak open dan ngopeni.. lha dalah...

UTHAK UTHIK LAN UMAK UMIK

Setelah melihat Profil Bpk Arif Nurcahyo di Mayaloka tepatnya di lingkungan Facebook, saya menjadi tertarik sebuah kata-kata yang menyebutkan sebuah pekerjaan beliau yakni "UTHAK UTHIK SINAMBI UMAK UMIK".

Saya tidak tahu mengapa saya tertarik kata-kata itu, hanya saja saya terus berfikir, menurut saya itu kata yang sangat sederhana dan unik. Mungkin arti nya adalah "Menggerakkan (biasanya) tangan dan jari beserta komat-kamit."

Kemudian setelah berkali-kali berfikir tentang itu, akhirnya saya membuat sebuah catatan ini mencoba 'menjlentrehkan" dengan bahasa saya sendiri, dan ini bukan sebuah dumeh. "Dumeh pembaca, sak enake dewe nyopet tulisane uwong". Bukan begitu maksudnya, saya hanya mencoba menggali dan memaknai kata-kata tersebut dengan cara saya sendiri, oleh saya sendiri dan untuk saya sendiri. Bila anda tertarik berkah bagi saya sendiri.

Sebelumnya saya "mretheli" dulu kata-kata UTHAK UTHIK SINAMBI UMAK-UMIK". Kalimat berbahasa jawa tersebut memiliki 2 arti terpisah namun juga menjadi satu.

Uthak-uthik..
Saat masih tinggal di kampung halaman bersama temen-temen dulu, kami sering mendengar kata-kata itu..
" Nang kowe uthak-uthik kuwi lagi ngopo ?".
" Heh kowe ojo uthak-uthik nang kono ?".
saya memahamimya uthak-uthik itu sebuah gerakan anggota badan, terutama jari tangan, yang mungkin mengerjakan sesuatu. Sang jari tangan tersebut bekerja karena di suruh oleh otak kita, entah apa yang diperintahkan, yang jelas itu manifes dari pikiran manusia. Sebagai contoh seorang montir "uthak-uthik dengan seonggok mesin". Jadi yang di uthik adalah mesin dengan tujuan entah di perbaiki atau di apa saja.

Umak-umik..
Kata-kata ini sering di pakai kaitannya dengan para dukun, komat-kamit mungkin dalam bahasa Indonesia. Umak-umik ini juga gerakan anggota badan, yakni bibir. Kalau boleh saya katakan ini gerakan refleks, mengikuti otak yang sedang berfikir atau sedang memikirkan sesuatu, sehingga tanpa sadar mulut kita ikut komat-kamit. Sering terjadi saat kita menulis sesuatu, otak kita berfikir mulut kita mengeja kata yang kita tulis. Entah benar atau salah ya Kira-kira begitulah..

Lalu apa dan kenapa harus saya tulis segala dan di fikirkan... Entah saya juga tidak tahu, tapi bila Uthak-uthik dan umak-umik itu menjadi sebuah kebiasaan yang positif, ini menunjukkan suatu proses seseorang yang dalam bahasa sekarang adalah Produktif. Apapun yang dihasilkan, pasti sebuah hal-hal yang bermanfaat. bukan tidak mungkin dengan uthak-uthik dan umak-umik kita akan menghasilkan sesuatu yang besar. sebagai contoh :

- dengan uthak-uthik dan umak-umik Mark Zuckerberg menciptakan facebook.
- dengan uthak-uthik dan umak-umik Lary page dan Sergey Brin bisa bikin Google
- dengan uthak-uthik dan umak-umik JK Rowling buat Novel Harry Potter
- dengan uthak-uthik dan umak-umik Sigmund Freud bisa bikin teori Psiko analisa..
- dan masih banyak lagi...

Seandainya anak turun kita di biasakan untuk "uthak-uthik dan umak-umik" yang positif maka bukan tidak mungkin, jika suatu saat nanti, di Indonesia akan mampu membuat karya-karya besar, seperti Pak Habibie dan lain-lain. Sayangnya di lingkungan kita, kita lihat bocah-bocah cilik yang di Uthak-uthik adalah remote TV, dengan sejuta sinetron-sinetron dan reality show "sing nggedhabrus" dan mulutnya pun "umak-umik" kagum dengan hal-hal "sing tambah nggedhabrus" itu. Kurang lebih juga sama seperti yang nulis ini.

Ra salah Londo njajah, wong pancen awake dewe ora duwe polah. Yen akeh polah wong monco mesti ra wani kakehan tingkah.(kata-kata ini aku yo ora pati ngerti..hehehe)

Artinya para kadang, mari kita ajak orang di kiwo lan tengen untuk kreatif dan tidak hanya suka nggumuni barang sing ora mbejaji. Ingaitkah kita..Jepang tahun 1945 Hancur tapi kini Luar Biasa, Kita Tahun Itu malah merdeka ternyata sampe sekarang juga "luar biasa.."

Untuk itu sepertinya saya harus mohon ijin ke Pak Arif Nurcahyo untuk mengkampanyekan "UHTK-UTHIK SINAMBI UMAK-UMIK" ini untuk diri saya sendiri, dan keluarga. Seandainya Lingkungan saya mau ya monggo tapi kalo tidak ya monggo, wong Pak Arif Nur cahyo yo ora rugi..