Kamis, 24 Desember 2009

UTHAK UTHIK LAN UMAK UMIK

Setelah melihat Profil Bpk Arif Nurcahyo di Mayaloka tepatnya di lingkungan Facebook, saya menjadi tertarik sebuah kata-kata yang menyebutkan sebuah pekerjaan beliau yakni "UTHAK UTHIK SINAMBI UMAK UMIK".

Saya tidak tahu mengapa saya tertarik kata-kata itu, hanya saja saya terus berfikir, menurut saya itu kata yang sangat sederhana dan unik. Mungkin arti nya adalah "Menggerakkan (biasanya) tangan dan jari beserta komat-kamit."

Kemudian setelah berkali-kali berfikir tentang itu, akhirnya saya membuat sebuah catatan ini mencoba 'menjlentrehkan" dengan bahasa saya sendiri, dan ini bukan sebuah dumeh. "Dumeh pembaca, sak enake dewe nyopet tulisane uwong". Bukan begitu maksudnya, saya hanya mencoba menggali dan memaknai kata-kata tersebut dengan cara saya sendiri, oleh saya sendiri dan untuk saya sendiri. Bila anda tertarik berkah bagi saya sendiri.

Sebelumnya saya "mretheli" dulu kata-kata UTHAK UTHIK SINAMBI UMAK-UMIK". Kalimat berbahasa jawa tersebut memiliki 2 arti terpisah namun juga menjadi satu.

Uthak-uthik..
Saat masih tinggal di kampung halaman bersama temen-temen dulu, kami sering mendengar kata-kata itu..
" Nang kowe uthak-uthik kuwi lagi ngopo ?".
" Heh kowe ojo uthak-uthik nang kono ?".
saya memahamimya uthak-uthik itu sebuah gerakan anggota badan, terutama jari tangan, yang mungkin mengerjakan sesuatu. Sang jari tangan tersebut bekerja karena di suruh oleh otak kita, entah apa yang diperintahkan, yang jelas itu manifes dari pikiran manusia. Sebagai contoh seorang montir "uthak-uthik dengan seonggok mesin". Jadi yang di uthik adalah mesin dengan tujuan entah di perbaiki atau di apa saja.

Umak-umik..
Kata-kata ini sering di pakai kaitannya dengan para dukun, komat-kamit mungkin dalam bahasa Indonesia. Umak-umik ini juga gerakan anggota badan, yakni bibir. Kalau boleh saya katakan ini gerakan refleks, mengikuti otak yang sedang berfikir atau sedang memikirkan sesuatu, sehingga tanpa sadar mulut kita ikut komat-kamit. Sering terjadi saat kita menulis sesuatu, otak kita berfikir mulut kita mengeja kata yang kita tulis. Entah benar atau salah ya Kira-kira begitulah..

Lalu apa dan kenapa harus saya tulis segala dan di fikirkan... Entah saya juga tidak tahu, tapi bila Uthak-uthik dan umak-umik itu menjadi sebuah kebiasaan yang positif, ini menunjukkan suatu proses seseorang yang dalam bahasa sekarang adalah Produktif. Apapun yang dihasilkan, pasti sebuah hal-hal yang bermanfaat. bukan tidak mungkin dengan uthak-uthik dan umak-umik kita akan menghasilkan sesuatu yang besar. sebagai contoh :

- dengan uthak-uthik dan umak-umik Mark Zuckerberg menciptakan facebook.
- dengan uthak-uthik dan umak-umik Lary page dan Sergey Brin bisa bikin Google
- dengan uthak-uthik dan umak-umik JK Rowling buat Novel Harry Potter
- dengan uthak-uthik dan umak-umik Sigmund Freud bisa bikin teori Psiko analisa..
- dan masih banyak lagi...

Seandainya anak turun kita di biasakan untuk "uthak-uthik dan umak-umik" yang positif maka bukan tidak mungkin, jika suatu saat nanti, di Indonesia akan mampu membuat karya-karya besar, seperti Pak Habibie dan lain-lain. Sayangnya di lingkungan kita, kita lihat bocah-bocah cilik yang di Uthak-uthik adalah remote TV, dengan sejuta sinetron-sinetron dan reality show "sing nggedhabrus" dan mulutnya pun "umak-umik" kagum dengan hal-hal "sing tambah nggedhabrus" itu. Kurang lebih juga sama seperti yang nulis ini.

Ra salah Londo njajah, wong pancen awake dewe ora duwe polah. Yen akeh polah wong monco mesti ra wani kakehan tingkah.(kata-kata ini aku yo ora pati ngerti..hehehe)

Artinya para kadang, mari kita ajak orang di kiwo lan tengen untuk kreatif dan tidak hanya suka nggumuni barang sing ora mbejaji. Ingaitkah kita..Jepang tahun 1945 Hancur tapi kini Luar Biasa, Kita Tahun Itu malah merdeka ternyata sampe sekarang juga "luar biasa.."

Untuk itu sepertinya saya harus mohon ijin ke Pak Arif Nurcahyo untuk mengkampanyekan "UHTK-UTHIK SINAMBI UMAK-UMIK" ini untuk diri saya sendiri, dan keluarga. Seandainya Lingkungan saya mau ya monggo tapi kalo tidak ya monggo, wong Pak Arif Nur cahyo yo ora rugi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar