Senin, 16 Agustus 2010

Opera Van Indonesia

Hari ini tanggal 16 di bulan Agustus 2010, segera kita sebagai warga negara Republik Indonesia akan memperingati 65 Tahun Kemerdekaan tepatnya besok tanggal 17. Menjelang acara besar itu, beberapa bulan yang sudah lalu hingga saat ini, banyak sekali berita dengan segala tetek bengek isinya begitu menarik untuk di ikuti. Berita yang paling laris dan masuk top rank masih terkait dengan berita-berita yang berhubungan dengan para Birokrat atau orang-orang yang menasbihkan dirinya “orang penting” di Republik ini.

Hebatnya isi berita-berita tentang mereka ini kebanyakan memiliki karakteristik layaknya pementasan dagelan (lawakan) bahkan tanpa bermaksud ndagel / melawak, hasilnya benar-benar bikin tersenyum dan tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala bagi para penikmat berita. Sehubungan dengan berbagai “pentas dagelan” yang sudah terjadi di Republik ini, tiba-tiba saya punya ide, bahwa nanti dalam rangka memperingati hari kemerdekaan itu mari kita buat acara Gerakan Nasional senyum dan tertawa terhadap suksesnya “pentas Opera Van Indonesia” oleh para “orang penting” di Indonesia.

Ide itu muncul tiba-tiba setelah saya membaca salah satu tulisan as.laksana di ruang putih jawapos setiap minggu dengan tulisannya “Indonesia lucu tanpa maksud melucu”. Terlepas dari norma sosial maupun ajaran agama manapun yang menyatakan senyum itu sedekah dan dapat pahala, seyogyanya memang sampeyan-sampeyan layak banyak melakukan senyum dan tertawa, baik itu tersenyum beneran, tersenyum ikhlas, tersenyum kecut, tersenyum dalam hati, tersenyum dipaksakan. Atau kalau tidak kuat menahan tersenyum silahkan sampeyan tertawa, entah itu tertawa ringan, tertawa keras, tertawa dalam hati. Silahkan. Karena pentas-pentas dagelan itu memang sangat sangat lucu, meskipun mungkin para aktornya tidak punya maksud untuk melucu.

Dalam pentas-pentas dagelan tersebut, sepertinya berkesinambungan seolah tidak pernah kurang lakon atau cerita layaknya acara komedi Opera van java di salah satu stasiun TV swasta. Satu lakon selesai, tidak perlu menunggu lama pasti akan segera di susul dengan lakon-lakon yang paling baru dan pasti Lucu..!!. Dan tentang lakon lakon dagelan yang sudah di pentaskan beberapa bulan yang lalu setidaknya saya masih ingat beberapa. Sepertinya sampeyan pun begitu. Nah kalau ada yang lupa mari kita me review sejenak pentas opera van Indonesia yang sudah sukses dan selamat menikmati.

Masih ingat enggak sampeyan dengan Wanita cantik yang mempunyai nama Sekar Ayu Dewi Artalita Suryani yang biasa di sebut Jeng Ayin? Istri seorang saudagar yang semlohai dan berdompet tebal. Menurut analisis saya (menirukan sentilan sentilun di metro TV) Dia adalah seorang wonder woman asli Indonesia dan memiliki “kekuatan super” melebihi wonder woman yang asli Hollywood USA. Jeng ayin eh sang wonder woman ini memperlihatkan salah satu kehebatannya, yaitu melakukan jurus negosiasi kong kali kong. Korbannya adalah seorang jaksa yang sedang “menangani” kasus suaminya. Setelah ilmu kong kali kong di keluarkan dan berhasil di lanjutknan tawar menawar harga pas, ndilalah kersaning Allah kok ya apes ketangkep KPK. Lucunya kalau wonder woman asli amerika gak pernah apes, cuman yang asli Indonesia bisa apes. Setelah di sidang, Sang wonder woman asli Indonesia dinyatakan bersalah, akhirnya di masukkan kedalam sel tahanan. Selesai? Oh belum ! masih ada sekuel berikutnya dengan judul “wonder woman return”. Walaupun di masukkan dalam sel tahanan, tapi sang wonder woman tidak patah arang, dia mengeluarkan lagi ilmu kedigdayaannya yakni merubah sel tahanan menjadi sebuah hotel kelas bintang.. ada AC, Spring bed, Karaoke, Tukan Salon, Tukang Pijet..mak jreengg..!! seluruh Republik pada kaget melongo...!! Dan seluruh Rakyat Kecil Indonesiapun Tersenyum kueeeccuuuuttttttttt...!!

Dan masih tentang orang super, saya yakin sampeyan pasti ingat dengan lakon cecak-boyo yang aktornya adalah Ndoro kanjeng Anggodo? Dia semakin melengkapi para aktor-aktor super hollywood di Republik ini. Menurut Analisis Saya (ngutip sentilan sentilun) dia adalah seorang “Superman” asli indonesia yang memiliki kekuatan maha dahsyat seperti Superman asli Hollywood. Berdasarkan rekaman yang di putar di Mahkamah konstitusi, konon Dia memiliki sebuah kekuatan super yakni ilmu menggerakkan dari jarak jauh para orang-orang penting Negara ini seperti menggerakkan bidak-bidak di sebuah permainan catur di warung kopi. Kadang makan, kadang skak malahan bisa skak mat..!! Setelah mendengar rekaman secara Live tersebut para rakyat Jelata Indonesia kembali ndomblong..!! sambil tersenyuuuuuummmm geli, sambil berfikir ternyata Indonesia memiliki orang-orang super dengan kekuatan super original. Hebatnya kekuatan super itu tidak dimiliki oleh Superman dari Hollywood Amerika. Sebaiknya, mungkin setelah ini saya atau sampeyan segera menghubungi Warner Bros inc dan Marvell selaku pembuat film orang-orang super, bahwa cerita Anggodo si orang super tersebut bisa menjadi sebuah cerita di sekuel film yang akan datang. Mudah mudahan bisa segera di rilis di Cinema XXI dengan kategori film Dewasa.

Selanjutnya Lakon Indonesia berganti menjadi Panggung Century..!! Lakon ini ternyata laris manis segala umur (kecuali pas ruhut misuh) dan bikin kita geli sekaligus gregeten. Semua itu bikin kita inget Alm. Gus Dur yang mengatakan kalau Wakil Rakyat kita kayak anak TK dan dalam lakon Panggung Century itu semakin menunjukkan kebenaran dari kata-kata Gus Dur tersebut hehehe.. Sebelumnya Rakyat jelata seperti saya blas tidak ngeh tentang ruwet mbuletnya Century itu, tapi kalau di bayangkan kurang lebih seperti makanan gorengan tahu isi/tahu susur. Acara panggung Century hampir bisa di saksikan LIVE setiap hari dengan aktor para wakil-wakil rakyat, lengkap dengan adegan-adegan yang unik pula, dan benar-benar asli Indonesia. Ada yang celometan, sedikit sedikit Interupsi, Ada yang teriak huuu.. Ada yang koor nyanyi, ada yang misuh, terus wakil rakyat yang dari artis juga numpang beken, tapi ujung-ujungnya sampai sekarang sekarang hasilnya nihil entah panggung Centurynya dibawa kemana. Menurut Analisis Saya (menirukan Pak Butet) mungkin dari tulisan as laksana di ruang putih sepertinya kok benar. Bahwa mengapa Pak Bud dan Mbak Sri yang akan jadi sasaran? Jawabannya adalah karena keduanya bukan orang partai politik / politikus tapi dari orang akademisi. Jadi mereka berdua pasti jadi sasaran empuk para politisi busuk. Kok ndelalah kersaning Gusti Allah, di Negeri sendiri hujan akan hujatan dan cacian lha kok dunia internasional malah mengakui “ilmu” ekonomi bu sri yang mumpuni itu dan di angkat menjadi seorang Pejabat Bank Dunia.. Mak Byarrr...!! Indonesia kaget dan ndomblong..!! Hayo kon bongko cocotmu..!! (maaf tidak saya translate ke bahasa Indonesia karena agak kasar dikit ala bahasa suroboyo).. !! Jadi kelihatan song pinter ambek sing goblok hehehe..Dan akhirnya kita mesemmmm lagi sambil geleng-geleng kepala...!!

Seolah sinetron yang tidak kurang cerita, Lakon nya ganti lagi. Sejak kecil saya di dongengkan oleh Mbah kakung kalau mau sukses harus dengan modal, katanya “Jer Basuki Mawa Beya”. Nah Negara kita ini dari sejah jaman para raja sampai jaman presiden untuk mewujudkan kejayaan negara adalah salah satunya dengan membayar pajak. Setelah saya dewasa dan hidup di kota Surabaya, ternyata benar bahwa di setiap tempat, setiap motor tunggangan, di tanah yang kita tempati, di setiap penghasilan kita, di setiap rokok yang kita hisap, setiap warung besar, kita pasti di tarik “upeti” atau bahasa modernnya adalah pajak. Selama ini yang saya tahu bahwa pajak akan dengan lancar mengalir untuk membiayai operasinal Negara ini. Apalagi adanya iklan yang berbunyi “Apa kata Dunia?”...!! Saya percaya 100%..!! Lha kok ndilalah di Kasih tahu Mbah Sus, ada seorang yang namanya Kanjeng Mas Juragan Gayus Tambunan, dengan wajah yang murah senyum lucu dan cenderung imut persepsi saya berubah 360 derajat. Ternyata Pajak itu bocor dan mengalir ke kantungnya Kangmas Gayus Tambunan sampai milyaran rupiah, dan ternyata cipratanya mengalir sampai jauh, sejauh bengawan solo.. Ada yang konon jadi Harley davidson ada yang jadi rumah.. edaaannn Mak Gubrakkk..!! Saya dan sampeyan pada bareng-bareng kaget benar-benar “apa kata dunia”.....!! sambil berfikir Kalau kemudian hari anak saya sudah besar tanya kenapa iklan pajak pakai “apa kata dunia?”.. dan akan saya jawab “Karena mengenai pajak, dunia tidak bisa berkata apa-apa”....

Baru baru ini, suatu korps yang berisikan para prajurit terpilih dan hebat, yang dulu di bawah naungan sang Mahapatih Gajah Mada, para punggawanya di tulis dalam sebuah majalah bahwa banyak yang memiliki “rekening gendut”. Sehingga para punggawa tersebut pada repot, sewot seperti orang kebakaran jenggot. Dan konon setelah di selidik demi selidik hasil akhirnya adalah “rekingnya wajar”, sekali-lagi perlu di garis bawahi “rekeningnya wajar”. Artinya rekening gendut itu gak ada, yang ada sekali-lagi hanya rekening wajar. Tetapi apa salah bila ada yang mempersepsikan atau menafsirkan dan menarik kesimpulan kalau rekening gendut itu adalah tidak wajar? Mari tersenyum saja, sambil bertanya-tanya kepada Tuhan , dan semoga Tuhan tidak tuli. Cuma seandainya itu benar, saya kasihan sama prajurit-prajurit yang di tingkat bawah, seperti prajurit paijo dan prajurit paiman yang setiap hari ngabdi nggethu, anak bojo ora kopen, nyawa taruhannya, kok ya para punggawanya malah asik mikir rekeningnya. Dan kalau sampeyan baca biografi salah seorang punggawa pasukan Mahapatih Gajah Mada jaman dulu yang bernama Panglima Hoegeng Iman Santosa dengan life style para punggawa jaman orde paling baru ini seperti bumi dan langit. Sejarawan berkata Dialah punggawa yang tidak punya rekening.. mungkin itu bedanya punggawa jaman dulu dan punggawa jaman sekarang ya? Asik gak asik (kata Iwan Fals) begitulah adanya..

Yang paling aktual dan gresssss bahkan hampir nongol tiap hari di koran yang bisa anda baca sambil ngopi (bikin kopi tambah pahit). Sudah dengarkah sampeyan dengan Dana Aspirasi dan Rumah Aspirasi..!! ini yang bener-bener puncak kelucuan menjelang HUT ke 65 RI. Ini adalah kreatifitas asli anak Negeri yang konon menasbihkan diri sebagai Wakil Rakyat. Beruntung di kantor ada internet gratis maka saya tidak malu-malu bertanya pada google jadinya sedikit tahu, konon Awalnya adalah Dana Aspirasi, Dana Aspirasi ini setelah saya di kasih tahu google ternyata adalah dana yang di berikan kepada setiap anggota dewan dengan sejumlah sekian ratus juta, untuk di kelola dan disalurkan bagi masyarakat di sekitarnya.. setelah kisinan banyak yang nolak, kini uncul lagi dan di packaging dengan nama Rumah Aspirasi. Sebetulnya sama saja, tapi konon rumahnya si anggota dewan iru dibuat seperti kantor, jadi ada sekertaris, bendahara dan sebagainya seperti layaknya struktur organisasi yang tugasnya nanti katanya menyerap aspirasi rakyat. Hebatt.. sumpah hebat..!! Wakil rakyat yang setiap harinya Mbolos, clometan, ngantukan, udah dapat gaji, tunjangan hidup tetek mbengek, sangu nglencer/plesir dalam packaging kunjungan kerja, ternyata masih kurang.. waduuuuwww..!! jika ini di setujui pasti akan masuk dalam guiness world record...!!! Nah mungkin saking jengkelnya atau tak tahan dengan kelucuan para wakilnya muncullah Pak Pong dengan memanjat dinding layaknya di film the A Team, berhasil mencapai atap gedung Dewan dan menuliskan tiga kata “JUJUR”, “TEGAS” dan “ADIL”..!! cuman itu salah kenapa kok di atap, sebaiknya di tulis di jidatnya.. pasti tiap hari akan ingat, dan akan semakin menambah adegan lucu pentas dagelan tersebut..

Pentas dagelan terbaru adalah dari dunia Persepakbolaan Indonesia. Sebagaimana laki-laki pada umumnya yang sangat suka terhadap olah raga jenis ini, saya benar benar di suguhi dagelan beberapa episode kelas tinggi para Pengurus sepak bola Republik ini beserta perangkatnya. Pertama di dunia..!! Ceritanya adalah Betapa hebatnya pak pulisi Indonesia, di banding Pulisi di Negara lain. Bahkan di ajang Piala Dunia, belum ada ceritanya Pertandingan di stop pak pulisi dan minta ganti wasit hehehe, seperti menyetop pelanggar lampu merah aja... Meskipun itu wasitnya berbuat salah. Final Piala Indonesia yang berlangsung beberapa waktu lalu benar-benar terjadi, layak menjadi opera van javanya bal-balan hehehe.. !!

Itulah sekian dagelan yang suskses dalam pementasan opera van Indonesia jelang HUT Kemerdekaan RI Ke-65 yang konon beritanya benar-benar menghiasi layar kaca dengan acara live-nya dan kelucuannya mengalahkan para pemian opera van java beneran seperti sule dan azis gagap. Nah Kalau ada yang terlewatkan dari sekian episode tadi silahkan anda berhak dan boleh menambahkan.. Dan pada pemilu selanjutnya, mungkin silahkan anda pilih orang-orang yang benar-benar pelawak atau seniman/ komedian, karena selama ini anda sudah banyak memilih birokrat yang setengah-setetngah lucu dan jadi bahan tertawaan.

Pada akhir cerita ini saya akan menirukan apa yang di katakan Ki Dalang Parto pada saat menutup pertunjukan opera van Java..

Disini Gunung disana Gunung..

Di tengah-tengahnya pulau jawa..

Nulisnya bingung yang baca juga bingung..

Yang penting masih bisa tertawa...

Dirgahayu Negara Kesatuan Republik Indonesia Ke-65, meskipun para Birokratmu banyak yang lucu, tapi sungguh saya Mencintai dan Membelamu..!!! I LOVE YOU FULL...!! MERDEKAAAAAAAAAAAAAA...!!

Kamis, 14 Januari 2010

Tutur, Muwur, Sembur

Sangsaya dalu araras abyor kang lintang kumedhap, titi sonya tengah wengi…
Rata Penuh

Sepotong suluk saya kutip dari sebuah adegan dalam pewayangan, yang saya dengarkan saat itu. Membuat saya ingin uthak uthik di atas keybord. Nyuwun sewu mengunggah catatan lagi, seperti yang sudah-sudah saya juga nyontek dari wayang, dan parahnya lagi kecampuran basa jawa, dan karena itu saya mendapat “clathu” kok dicampuri bahasa jawa, jangan-jangan gak bisa bahasa nasional? Mudah-mudahan juga tidak ada yang berprasangka terhadap saya terkena fanatisme kedaerahan. Jagad dewa bathara ya jagad pangestungkara (nirukan dalangnya), Sungguh kawan bukanya tidak mau menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai EYD, tapi saya sisipkan bahasa jawa sejatinya bermaksud wujud dari katresnan terhadap apa yang sudah leluhur kita wariskan, saya kuwatir kalau suatu saat nanti bahasa jawa di klaim sama “tetangga sebelah” sebagai bahasa Tradisionalnya, kan yo isin, wong sama bahasanya sendiri tidak open (care) setelah di comot maling baru teriak-teriak iki wek ku.(ini punyaku)

Selanjutnya dalam wayang yang saya dengarkan lewat format MP3 itu, saya kok tertarik dengan pocapan dalangnya walaupun dalam adegan bercanda..”Yen kepingin di anggep wong tuwa utawa pandega iku kudu bisa nduweni sifat telung ur yaiku Tutur, Muwur, Sembur” (Kalau ingin di anggap/disebut sebagai orang tua atau pemimpin itu harus bisa memiliki tiga UR yaitu Tutur, Muwur,Sembur). Dari sinilah saya yang biasa meniru Pak Arif Nur Cahyo uthak athik mathuk dan diteruskan uthak uthik sinambi umak-umik mencoba ngonceki/mengupas dan menulis kembali apa yang sudah Ki Dalang katakan dalam pewayangan tadi, tentunya dalam menulis juga sebisanya, wong saya juga bukan dalang. Siapa tahu ada manfaatnya itu saja. Tidakpun juga tidak mengapa, wong cuma niru dalangya bercanda..


Tutur, Muwur, Sembur

Ketiga kata tersebut (kalau tidak keliru) berasal dari bahasa jawa, dan mempunyai makna dan arti sendiri-sendiri, bila di gabungkan saya kira menjadi sebuah filosofi yang sangat baik bila mau menelaahnya syukur bisa di miliki oleh wong tuwa / pandega (orang tua/pemimpin, juragan, atasan, pimpinan, majikan atau apalah pokoknya yang sejenis). Walaupun tidak harus orang tua/pandega, tapi semua yang wujudnya manusia (seperti saya) tidak ada salahnya memiliki telung ur tersebut.

Tutur itu…

Kata pak dhalang tutur itu berarti bicara, bila sudah berubah menjadi Nuturi artinya menjadi “menasehati” bahasa umunnya ngandhani. Kemudian yang keluar dari nuturi itu disebut Pitutur, yaitu nasehat. Maksudnya mengapa harus tutur adalah.. diharapkan siapa saja yang menjadi orang tua/pemimpin harus bisa tutur-tutur kanggo nuturi kanthi pitutur sing becik. Bicara untuk menasehati dengan nasehat-nasehat yang bermanfaat untuk kebaikan. Kenapa begitu? Banyak pitutur yang sejatinya buruk namun di kemas dengan kedok yang bermacam. Mungkin contoh yang sesuai dengan keadaan saat ini, banyak pitutur yang kelihatannya baik namun sesungguhnya mengajak pada ketidak baikan. Seperti…
- Tutur-tutur mengajak remaja-remaja polos menjadi “pengantin”…
- Tutur-tutur mengajak kepada kebencian terhadap sesama… dan banyak lagi
Itulah kenapa yang punya kewenangan untuk Nuturi hanya orang tua/atasan saja, sebab Nuturi orang lain itu tidak gampang, pitutur yang tidak bertanggung jawab bisa menjerumuskan seseorang kedalam perilaku yang tidak bisa diterima oleh masyarakat. Jadi kata para winasis ora waton ngomong, nanging ngomong sing nganggo waton. Seperti saya, nek waton njeplak saja jagone, tapi nek njeplak sing nganggo waton, belum mampu dulur.

Muwur itu…

Menurut dalangnya muwur artinya memberi, memang agak susah mengartikannya, setahu saya berasal dari kata wuwur yang dalam bahasa indonesianya adalah menabur. Wuwur dalam kata kerja menjadi muwur. Makna yang terkandung disini adalah suka memberi (menabur = memberi) lebih luasnya sifat loma (dermawan) kalau basa jawa. Bagi para teoritikus mungkin disebut “reinforcement”. Lalu kenapa muwur ? Disadari atau tidak, mungkin sebenarnya muwur ini berpengaruh. Anak/bawahan mana yang tahan dengan orang tua/juraganya yang pelit? Setiap hari hanya tutur-tutur tapi medhit? Pasti 100% tidak ada yang akan mendengarkan pitutur-pituturnya.. Ujung-ujungnya malah di “mbelgedhes” kan.

Sembur itu..

Sembur hampir sama dengan bahasa Indonesia, bisa diganti dengan semprot. Artinya di sini adalah memarahi kalau dalam bahasa jawa nyeneni. Sedang dalam teori lain boleh dimasukkna dalam jenis “punishmet”. Mengapa harus marah, ya karena tidak selamanya anak-anak/bawahan itu berada pada jalur yang benar, ada kalanya berbuat salah. Sembur sangat diperlukan tapi dilakukan dengan cara yang cerdas bukan asal semprot. Sembur yang cerdas bukan membuat mereka yang di semprot itu menjadi takut dan jadi nggersulo, menggerutu, tapi sebaliknya mampu memotivasi yang bersangkutan dengan ikhlas memperbaiki kesalahannya dan meningkatkan kinerjanya.

Yang menjadi pertanyaan saya….

Antara tutur, muwur sembur mana yang harus didahulukan, saya tidak tahu, tapi mungkin sebaiknya ketiganya harus ada.. sebab :

- Nuturi terus dan nyembur terus kalau gak di kasih muwur mana ada yang tahan..
- Nyembur terus dan muwur terus kalau gak di kasih tutur ya tidak karuan..
- Sembur terus dan tutur terus yo malah pahit..


Kalau kalau sudah menjadi orang tua/atasan tidak bisa memberi ketiganya terus gimana? Jawabnya mudah, yo ora usah dadi wong tuwa/pandega. Memang ndak pantes kok meksa, jadinya ya wong tuwa/pandega sing digawe pantes-pantesan..